Selasa, 28 Februari 2017

Tahu Guling pertama

Jika biasanya yang diceritakan sarapan. Hari ini berbeda. Sarapan maupun makan siang tak ada peristiwa khusus.

Eh ada dink ada insiden saat makan siang. Piring pecah, yup mas D tidak sengaja memecahkan piring bekas maman makan. Mas D agak kesal ketika melihat piring maman sudah kosong, sementara piringnya masih banyak daaaan sepertinya mas D kurang berkenan dengan makanannya.

Makan malam ini istimewa, jika biasanya makanan siap tersaji di meja, maka kali ini makanan baru akan diracik jika akan makan. Kenapa? Karena menu malam ini ada tahu guling a la Eyank Putri. Setelah meracik milik kakung, milik DEra dan maman tibalah eyang meracik untuk mas D.

Suapan pertama membuat mas D kedip kedip tanda nikmat. Lanjut suapan kedua dan seterusnya. Wow....maman dapat kejutan malam ini, makanan mas D telah habis dimakan. Mas D sangat lahap menyantap tahu guling pertamanya.
Sedikit tercecer di lantai itu biasa, lh klau g tercecer itu luaaaaar biasa. Mas D emang pintar dan cepat belajar. "Kita lihat dua hari ke depan jika semakin membaik maka latihan kemandirian nya kita ganti yang lain ya mas" gumam maman seraya mencium sayang dahi mas D

Senin, 27 Februari 2017

Mencari waktu yang tepat

Pagi tadi tah kenapa acara makan tak selancar seperti biasa. Setelah makanan terhidang, mas D terlihat biasa saja alias tak bersemangat. Padahal maman sdh memasak khusus untuk mas D, gurami Asam Manis dan sayur asem.

Dengan wajah yang datar mas D menumpahkan seluruh isindi piringnya saat maman tengah memgambil makanan di meja makan.

Maman dan Kakung ternganga melihat kejadian itu. Kemudian maman mendekati mas D seraya berbisik " kenapa mas D kok makanannya ditumpahkan? " yang di jawab pendek oleh mas D "dah" hmm....maman berpikir keras kenapa ya mas D tak ingin makan. Maman berinisiatif memeriksa mulut dan gigi mas D "ga ada yang terluka" "Okey mas D karena makanan sdh ditumpahkan, jatah makan pagi mas D sdh tidak ada" urai maman seraya menyantap makan paginya.

Maman berpikir paling juga satu atau dua jam lagi mas D akan meminta makan. Tapii...maman salah sdh hampir jam makan siang mas D tidak juga meminta makan. Padahal kalau dipikir- pikir susunya juga tidak banyak lho sejak pagi.

Hampir dzuhur jawaban itu pun datang. Serkileran (ada yang mutar meminta sumbangan kematian) tiba di rumah. Saat itu yang tengah bertugas adalah budhe Ratmi. " hallo mas D, gimana tadi rotinya Enak?" mas D tersenyum sangaaaat manis. Ini dia rupanya kenapa mas D tak mau makan bahkan hingga sesiang ini. Rupanya pagi tadi saat jalan2 mas D mendapat upeti.
Dan tidak hanya itu saja, setelah pulang jalan2, saat maman masih masak mas D mengambil sendiri roti di toples. Toples roti hampir tertendang maman saat akan mengambil uang untuk serkileran.

"Haha...ini rupanya alasan kenapa mas D ga mau makan" begitu pikir maman. Tentu saja karena kenyang bukan karena ada masalah. Maman menjadi tenang setelah mengetahui hal tsb. Namun maman jadi berpikir ternyata makanpun membutuhkan waktu yang tepat, semudah apapun mas D makannya. Jika kenyang yaaa tidak antusias lagi.

Baiklah besok pagi sebelum jalan2, makan pagi harus sudah selesai di santap. Maman masaknya harus cepat, paling tidak makanan untuk mas D dulu yang dimasak.

Minggu, 26 Februari 2017

Lodeh, yummy

Hari kedua tanpa DEra dirumah yang menemani sarapan nyaris tak begitu berarti. Mas D masih semangat untuk mencicipi makanan yang dihidangkan maman.

Pagi tadi Eyang putri memasakkan Lodeh untuk Mas D. Lodeh adalah sayur kesukaan mas D, persis seperti kakungnya yang menyukai rasa Gurih.

Mas D mulai terbiasa makan sendiri, baik dengan sendok, tangan maupun mulut langsung (maaf, dimaklumi ya....suka niru tingkah Liebe adek berbulu sang Maman).
Tapi tah kenapa pagi ini  mas D  terburu- buru saat memakannya. Alhasil, mas D menjadi batuk dan keselak. Tak berapa lama mas D pun memuntahkan makanan yang baru saja masuk. "Hmm....hati- hati mas D" pinta maman. Mas D nyengir sambil nunjuk ke arah luar. Hooo rupanya mas D memberi isyarat pada maman bahwa sebentar lagi budhe Ratmi akan datang. Ya budhe Ratmi memang akan segera menjemput mas D untuk dibawa pulang karena tak lama lagi maman akan pergi untuk kegiatan rumbel Craft.

Siang ini mas D makan bersama teman2nya, anehnya umur mas D yang paling muda, tapi mas D lah yang makan sendiri dengan tenangnya. Sementara kakak2nya makan sambil dikejar kesana kemari oleh ibunya. Alhamdulillah, mas D sudah paham dan mengerti bagaimana cara makan yang baik.

Sabtu, 25 Februari 2017

Makanan kita sama kan?

Hari ketiga tantangan kemandirian kuliah bunsay IIP.

Hari ini DEra tidak bersama maman dan mas D. DEra sedang diluar kota, Semarang tepatnya sedang menjuri lomba Karaoke Mandarin. Jadilah sarapan pagi ini hanya berdua. Menu MPAsi mas D pagi ini sayur bening sawi hijau dan jagung plus Ayam sebagai protein Hewaninya. Setelah di blender sebentar siap sajilah makanan itu.

Seperti hari lainnya, maman meletakkan makanan di mangkuk tempel tepat dihadapan mas D. Seraya mengambil makanan untuknya Maman mengintip mas D yang tengah asyik menyantap makanannya baik dengan menggunakan sendok maupun menjilat langsung dari tangannya. Geli maman melihatnya, "mas D sungguh anak yang pintar"

Maman duduk tepat dihadapan mas D dengan piring penuh makanan. Tetiba mas D datang melongok isi piring Maman. Penuh rada penasaran mas D meneliti satu persatu isi piring maman seraya berpikir " hmm...kok makanan kita beda" maman seolah membaca apa yang sedang dipikirkan mas D   " mas, makanan kita sama, hanya saja punya mas D sudah maman cincang agar memudahkan mas D untuk mencerna" mas D mengangguk tentu tanda setuju bukan?

Olala....ternyata tidak demikian, kok?  Terbukti dengan tindakan mas D yang membalik mangkuknya dan menumpahkan semua makanan kemudian diikuti isyarat tangan yang menyatakan tidak. "Owh,, makanan mas D sudah kotor ya, tidak bisa dimakan?" tanya maman seolah mengerti maksud gerakan tangan mas D. Mas D mengangguk serasa berkata "heeh" dan serta merta membuka mulutnya menunggu disuapin makanan maman.

Hoho....agar bisa makan makanan yang sama kita perlu melakukan sesuatu mas? Luar biasa.

Jumat, 24 Februari 2017

Ayo makan bersama

Pagi Ini sebelum berangkat dinas Luar kota DEra menyempatkan menemani mas D sarapan. Seperti biasa, setelah maman menyiapkan mangkuk yang bisa nempel di lantai plus isi dan sendoknya, mas D merangkak mendekati mangkuknya dan duduk selonjor melingkari mangkuknya. Sengaja maman dan DEra tidak menggunakan kursi makan Bayi, karena mas D yang super aktif pernah suatu kali hampir melompat keluar padahal sudah dipasang erat sabuk pengamannya sehingga maman dan DEra harus memikirkan cara lain yang lebih aman.

Setelah mengambil nasi plus lauk pauk, DEra duduk tepat dihadapan mas D. Hmm...bukan mas D namanya jika tidak Curious. Dengan rasa keingintahuannya mas D mendekati piring sang DEra dan melongok "makanannya sama ga ya?" itu kira2 yang ada dipikiran mas D. Setelah yakin, mas D melanjutkan menyantap brongkos buatan Eyank Putri pagi tadi. Sudah dua hari ini maman tidak masak Lodeh kesukaan mas D.

Tiba- tiba tangan mungil mas D menyambar sendok dipiring DErany "hup" serta merta sendok telah berpindah kepemilikan. Sembari memegang kamera untuk mengabadikan momen tersebut, maman bergegas mengambilkan sendok pengganti.

Alhamdulillah sarapan pagi ini sukses terbukti dengan setengah isi mangkuk yang telah berpindah ke perut mas D.

Rabu, 22 Februari 2017

Makan itu asyik

DHF, sedang ikuti challenge 10 melatih kemandirian. Yang dilatih tentunya mas D, bukan Maman atau DEranya. Hari ini obrolan Forum keluarga dilakukan dipinggir jalan, disebuah warung Bakmoy baru. Percakapan diawali dengan cerita maman soal tantangan 10 hari melatih kemandirian. Eh,, sebelum itu ada awal lain deh,, yaitu sepanjang perjalanan menuju warung bakmoy,, maman membacakan materi, tugas plus cemilan rabu kemarin. Sesekali DEra menimpali, dan menemukan ide.

"Jadi, kita mau melatih mas D apa nich untuk menyelesaikan tantangan? Hmm...kalau bisa kita rencanakan dulu sebulan ini mau apa aja, min 1 maksimal 4. Ini berlaku juga kan ya untuk bayi usia 10bln"

DEranya menjawab dengan keyakinan 100% " makan sendiri" yang disambut gembira oleh Maman. " mas D kita lebih konsisten lagi ya buat makan sendirinya"
Lanjut maman berbicara dengan mas D, "Heeh" jawab mas D dan melanjutkan kegiatan memasukkan sendok kedalam mulutnya padahal sendok itu habis untuk menyendok tanah. Alhasil membuat Maman dan DEra senyum keki.


Rabu, 15 Februari 2017

Cinta Kata Kerja

Cinta, kata Kerja. Menarik ya? Pada setuju ga nich. Atau....malah jadi pada mikir ya. Apa nich maksudnya. Selama ini orang kan pahamnya Cinta itu manis, bahagia, sayang-sayangan, dimengerti, romantis. Nah lho...kalau putus cinta gimana tuh rasanya. Pahit, sedih, benci, tidak dipahami boro-boro romantis ada juga dunia serasa berakhir. Tul....betul...betul? Sapa yang nggak ngerasa begitu? Woh ada ya, cakep. Berarti pasti sudah paham bahwa Cinta itu kata kerja. Bukan sekedar kata benda apalagi kata Sifat. Loh loh...kok jadi pelajaran bahasa Indonesia. Baiklah,, pagi ini merupakan ngeblog pertama setelah terakhir ngeblog 2012. Semoga ga acak kadul ya tulisannya. Ada alasan khusus lho bikin blog baru ini (sambil nunggu blog lama di buka kembali; baca: lupa password) untuk menunaikan tugas kuliah bunda Sayang milik Institut Ibu Profesional. Jika kemarin tantangannya adalah menuliskan secara konsisten selama 10 hari forum keluarga keberhasilan dan kegagalan komunikasi produktif. Maka kali ini tugasnya adalah mengalirkan rasa pengalaman mempraktekkan komunikasi produktif. Trus..terus...apa nich hubungannya ama Judul? Ada donk. Sejak ikut tantangan itu (meskipun bukan merupakan hari pertama forum Diamond Heart Family) saya eh kami, saya dan mas Era semakin yakin dan percaya bahwa Cinta adalah kata kerja. Yang mana masing- masing harus melakukan kerja agar Cintanya itu menjadi nyata. Misalnya nich, saya yang berkarakter Koleris sudah pasti akan gemes (dalam arti positif/ negatif) ama orang yang berkarakter phlegmatis. Lha kok Iya ama Allah diberi jodohnya itu. Pasti donk Allah punya rencana, ternyata dengan belajar memahami cinta kata kerja dan harus eh ga harus dink, sebaiknya dipraktekkan saat hari-hari tantangan. Membuat Siwi yang agak kurang sabar ini belajar. Yup belajar lebih mendengar, belajar bicara perlahan dan sambil menatap mata ga sambil jalan dan teriak2. Alhasil dengan diam saya (diam dan mendengarkan lho ya) mas Era yang bahasa kasihnya kata pendukung merasa terbantu dan justru bersemangat dengan rencana- rencana yang disusunnya sendiri, bukan sekedar mendengarkan dan melaksanakan rencana- rencana yang saya susun. Hmm...belongingnya ada ketika kita libatkan (inside out bukan outside in). Nah ini tulisan berikutnya ya.. Jadi buat bu Septi yang sudah merancang sedemikian rupa hingga seperti sekarang, terima kasih. Buat para fasilitator yang sudah senantiasa siap di konsultasiin 7hr/24jam big thanks yah...semoga semua jadi amalan yang baik. Buat misua, mas Era juga big...big...love and thanks, sudah mengajariku mencintai dengan caramu. Maaf jika masih belajar menjadi yang terbaik. Buat mas D my lovely partner terima kasih membantu maman untuk belajar dan bertumbuh. Love u. Akhir kata, ceilaah kayak surat aja ya. Ga rugi pakai banget ikut kelas bunda Sayang ini. Masih ada satu PR nich untuk mempraktekkan ilmu KomProd (komunikasi Produktif), bicara pada orang yang ngelitny aja udah males upst...takut esmosi tepatnya. Bismillah....Semoga dapat keberanian.
 #komunikasiProduktif  #bundaSayang #InstitutIbuProfesional